06 Oktober 2009

Halal Bihalal IKAA dan Seminar Pendidikan Nasional 2009




Bertempat di Aula Attaqwa Puteri, Ujungharapan Bahagia Bekasi, Halal Bihalal IKAA dilaksanakan pada hari Ahad, 4 Oktober 2009.

Dihadiri oleh sekitar 100 orang, acara dibuka pada jam 08.30. Setelah pembukaan dan pembacaan ayat suci Alquran, sambutan ketua panitia disampaikan oleh Najmuddin yang juga mewakili alumni tahun 1999, angkatan panitia pelaksana.

Sambutan atas nama Ketua IKAA disampaikan oleh Drs. H. Mukhtar Murikh yang baru menggantikan ketua sebelumnya, yaitu Drs. H. Nahrawi. Sedangkan sambutan dari Korikawati disampaikan oleh Hj. Abidah Noer Lc.

Berbeda dengan tahun sebelumnya, tausiah pimpinan umum kali ini disampaikan sebelum ceramah agama. Dalam tausiahnya, pimpinan umum meminta agar IKAA sebagai sebuah organisasi menerapkan disiplin kepada anggota. Termasuk didalamnya disiplin keuangan. Beliau mencontohkan, jika anggota IKAA membayar iuran seribu rupiah, dengan jumlah anggota yang lebih dari 2000 orang, maka akan didapat dua juta rupiah setiap bulannya, atau 24 juta setahun. Dengan demikian, keperluan dana untuk kegiatan akan tertutup, minimal sebagiannya.

Intisari Halal Bihalal


Intisari halal bihalal disampaikan oleh DR. Mukhlis Hanafi. Menurut Mukhlis, acara Halal Bihalal sangat bermanfaat untuk membangun silaturrahim diantara sesama alumni. Meskipun, sesuai perkembangan teknologi, ucapan selamat Iedul Fitri sekarang ini dapat disampaikan melalui sms dan email, pertemuan secara fisik masih diperlukan, karena keakraban dan tegur sapa serta tatap muka tidak dapat tergantikan oleh tulisan apapun.

Mukhlis juga menjelaskan mengenai istilah "Halal bihalal" yang merupakan istilah khas Indonesia. Meskipun diambil dari bahasa Arab, orang Arab umumnya tidak mengerti istilah tersebut. Bahkan istilah "minal 'aidin wal faizin" pun khas Indonesia. Di Timur Tengah ucapan dalam rangka Iedul Fitri seperti itu tidak akan ditemui diantara orang Arab. Paling-paling ucapan "Eid Mubarak" atau "Taqabbalallah."

Acara Halal Bihalal diakhiri dengan doa yang dipimpin oleh Ust. HM. Rosyidi dan diteruskan dengan ramah tamah.



Seminar Nasional


Setelah shalat zhuhur dan makan siang, acara kemudian dilanjutkan dengan Seminar Pendidikan Nasional dengan para pembicara Tika Bisono (Psikolog), Drs. Zulfikri Anas M.Ed (Pusat Kurikulum Depdiknas) dan Dra. Sri hidayati M.Psi (Pusat Kurikulum Depdiknas). Seminar dengan moderator H. Ahmad Supriatna itu dihadiri oleh sekitar 60 orang dan berlangsung lancar.

Tika Bisono yang menjadi pembicara pertama mengatakan bahwa perjalanan dari Bandung ke Attaqwa Ujungharapan lumayan meletihkan. Tapi ia senang karena dapat berbicara di pesantren yang didirikan oleh tokoh pendiri MUI pertama yang dulu pertama kali ada di Jawa Barat. (KH. Noer Alie adalah pendiri Majelis Ulama Indonesia -MUI, Jawa Barat pada tahun 1959 di sela kesibukannya sebagai anggota Konstituante mewakili Fraksi Masyumi).

Ketiga pembicara memberikan keprihatinannya kepada sistem pendidikan nasional yang lebih menekankan aspek kognitif dari psikologi anak. Padahal para psikolog menekankan pengembangan aspek lainnya seperti afektif dan psikomotorik. Disinilah peran dunia pesantren yang lebih unggul dari sistem sekolah biasa. Menurut mereka sistem pendidikan nasional perlu dikembalikan kepada sistem yang lama, dimana penilaian terhadap siswa juga menyangkut masalah etika dan prilaku. Hal ini akan berpengaruh kepada peserta didik ketika ia menjadi dewasa.

Seminar berakhir pada pukul 16.30

Berita Duka Cita

Di tengah acara Halal Bihalal, hadirin dikejutkan oleh adanya berita duka cita. Salah seorang alumni Attaqwa yaitu Asmanih (lulus tahun 1980) berpulang ke rahmatullah di rumahnya, di bilangan Pondok Kelapa. Para hadirin diminta membaca Alfatihah sekaligus berdoa semoga arwah beliau diterima disisi Allah SWT, diampuni segenap kesalahannya dan diterima semua amal ibadahnya.


Berita dan Editing: Team